Pasang Iklan

Whatsapp : 0822 5516 1055

Total Pengunjung

Friday 30 June 2017

mempertimbangkan untuk mencabut ijin Starbucks

Boikot Starbuck
Permintaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah terkait pencabutan izin Coffe Shop Starbuck didukung DPR. Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Sodik Mujahid mengatakan, pernyataan CEO Strbucks, Howard Schultz sangat bertentangan dengan Pancasila. 
Sodik menyebut dukungan Schultz terkait gerakan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat Indoensia.  
"Semua pihak harus berani melawan upaya apapun yang akan merusak dan menghancurkan nilai-nilai Pancasila," ujar Sodik kepada JawaPos.com, Jumat (30/6). 
Apalagi para perusak nilai Pancasila yang datang dari luar, sambil mencari kehidupan di Indonesia seperti Starbucks. Sebab, mereka kata dia, sama saja dengan melakukan tindakan subversif.
"Dengan alasan dan argumen ini, kita jadi paham dan salut kepada PP Muhamadiyah yang meminta pemerintah mencabut izin usaha dan  mengajak boikot produk starbucks," tegas Sodik.
Sodik menegaskan, pemerintah perlu mengingatkan kepada Starbucks bahwa izin usaha yang diberikan dengan salah satu catatan tidak melalukan kegiatan-kegiatan yamg melawan hukum, apalagi melawan norma dan dasar negara Indonesia. 
Pemerintah juga wajib menyampaikan dan mengingatkan bahwa dukungan kepada LGBT di Indonesia melawan dasar negara, UUD 1945 dan hukum di Indonesia.
Selanjutnya, pemerintah perlu meminta agar Starbucks silakan tetap berjalan dalam berusaha tapi segera menghentikan kegiatan yang melawan dasar negara, UUD 1945 dan hukum. 
"Jika mereka masih saja melawan hukum, maka bisa diberi sangsi sesuai aturan dan perjanjian," imbuh legislator asal Jawa Barat itu.
Kepada masyarakat, Sodik mengatakan, perlunya melakukan tindakan peringatan kelada Starbucks. Akan tetapi dengan cara yang efektif dan legal, tidak berupa tindakan kekerasan.
"Boikot seperti yang dianjurkan PP Muhammadiyah adalah cara yang legal. Tidak berupa kekerasan akan tetapi efektif," pungkas politikus Partai Gerindra itu

Boikot Starbuck Indonesia
Sejak 26 Juni 2015 CEO Starbucks, Howard Mark Schultz mendukung kesetaraan kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Ketika pertemuan dengan para pemilik saham Starbucks, Schultz secara tegas mempersilakan para pemegang saham yang tidak setuju dengan pernikahan sejenis angkat kaki dari Starbucks.

Menyikapi hal tersebut, Ketua bidang ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas menegaskan sudah saatnya pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mencabut ijin Starbucks di Indonesia. Karena Ideologi bisnis dan pandangan hidup yang Schultz kampanyekan jelas-jelas tidak sesuai dan sejalan dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila.

"Kita sebagai bangsa, jelas-jelas tidak akan mau sikap dan karakter kita sebagai bangsa yang beragama dan berbudaya rusak dan berantakan karena kehadiran mereka," tegas Anwar melalui siaran pers tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/6).

Anwar juga menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mempertimbangkan langkah-langkah pemboikotan terhadap produk-produk Strabucks. Karena jika sikap dan pandangan hidup mereka tidak berubah, maka yang dipertaruhkan adalah jati diri Bangsa sendiri.

Anwar mengimbau masyarakat dan pemerintah dengan tegas melakukan langkah dan tindakan, demi menyelamatkan kepentingan bangsa dan negara Indonesia. "Kita tidak mau karena nila setitik rusak susu sebelanga," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, CEO Starbucks Howard Schultz mengatakan orang-orang yang hanya mendukung pernikahan beda jenis dan mengabaikan pernikahan sesama jenis tidak diperlukan di perusahan kedai kopi Starbucks.

Schultz yang dikenal sangat akomodatif terhadap komunitas LGBT menyatakan, siapapun yang menolak pernikahan sesama jenis ditempat lain. Sentimen tersebut juga kini diarahkan pada seluruh pemegang saham Strabucks.


Boikot Starbuck Malaysia
Istirahatlah dengan mudah karena meraih perbaikan kafein Anda yang biasa dari macchiato Starbucks atau macchiato karamel tidak sama dengan tindakan mendukung negara Israel. Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Starbucks Coffee Company baru-baru ini, hasil dari Starbucks tidak disalurkan ke negara Israel. Langkah untuk memboikot Starbucks dan McDonald's di Malaysia, mendorong manajemen untuk memperbarui lembaran faktanya baru-baru ini mulai 5 Agustus, untuk memastikan orang Malaysia bersikap netral dan menjauhkan diri dari konflik yang mengamuk di Gaza. Menanggapi tuduhan bahwa perusahaan dan CEO-nya, Howard Schultz memberikan dukungan finansial kepada Israel, Starbucks mengatakan, "Ini sama sekali tidak benar. "Rumor bahwa Starbucks atau Howard memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel dan / atau Angkatan Darat Israel benar-benar salah." Faktanya, Starbucks menutup tokonya di Israel pada tahun 2003 dan bersikeras bahwa ini bukan manuver bermotif politik tapi keputusan bisnis . "Kami tidak membuat keputusan bisnis berdasarkan isu politik. Kami memutuskan untuk membubarkan kemitraan kami di Israel pada tahun 2003 karena tantangan operasional yang sedang kami hadapi di pasar tersebut, "kata Starbucks dalam pernyataan yang sama. Raksasa kopi saat ini mengoperasikan lebih dari 2.600 toko di wilayah Timur Tengah, termasuk di negara-negara seperti Mesir, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Starbucks juga menyatakan bahwa melalui tokonya, perusahaan ini menyediakan lebih dari 40.000 karyawan lebih dari 110 negara.

Boikot Starbuck LGBT
Sejak 26 Juni 2015 CEO Starbucks, Howard Mark Schultz mendukung kesetaraan kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Ketika pertemuan dengan para pemilik saham Starbucks, Schultz secara tegas mempersilakan para pemegang saham yang tidak setuju dengan pernikahan sejenis angkat kaki dari Starbucks.
Menyikapi hal tersebut, Ketua bidang ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas menegaskan sudah saatnya pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mencabut ijin Starbucks di Indonesia. Karena Ideologi bisnis dan pandangan hidup yang Schultz kampanyekan jelas-jelas tidak sesuai dan sejalan dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila.
Kita sebagai bangsa, jelas-jelas tidak akan mau sikap dan karakter kita sebagai bangsa yang beragama dan berbudaya rusak dan berantakan karena kehadiran mereka,” tegas Anwar melalui siaran pers tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/6).
Anwar juga menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mempertimbangkan langkah-langkah pemboikotan terhadap produk-produk Strabucks. Karena jika sikap dan pandangan hidup mereka tidak berubah, maka yang dipertaruhkan adalah jati diri Bangsa sendiri.
Anwar mengimbau masyarakat dan pemerintah dengan tegas melakukan langkah dan tindakan, demi menyelamatkan kepentingan bangsa dan negara Indonesia. “Kita tidak mau karena nila setitik rusak susu sebelanga,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, CEO Starbucks Howard Schultz mengatakan orang-orang yang hanya mendukung pernikahan beda jenis dan mengabaikan pernikahan sesama jenis tidak diperlukan di perusahan kedai kopi Starbucks.
Schultz yang dikenal sangat akomodatif terhadap komunitas LGBT menyatakan, siapapun yang menolak pernikahan sesama jenis ditempat lain. Sentimen tersebut juga kini diarahkan pada seluruh pemegang saham Strabucks

Kenapa Perlu Boikot Starbuck
Sejak 26 Juni 2015 CEO Starbucks, Howard Mark Schultz mendukung kesetaraan kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Ketika pertemuan dengan para pemilik saham Starbucks, Schultz secara tegas mempersilakan para pemegang saham yang tidak setuju dengan pernikahan sejenis angkat kaki dari Starbucks.
Menyikapi hal tersebut, Ketua bidang ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas menegaskan sudah saatnya pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mencabut ijin Starbucks di Indonesia. Karena Ideologi bisnis dan pandangan hidup yang Schultz kampanyekan jelas-jelas tidak sesuai dan sejalan dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila.
Kita sebagai bangsa, jelas-jelas tidak akan mau sikap dan karakter kita sebagai bangsa yang beragama dan berbudaya rusak dan berantakan karena kehadiran mereka,” tegas Anwar melalui siaran pers tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/6).
Anwar juga menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mempertimbangkan langkah-langkah pemboikotan terhadap produk-produk Strabucks. Karena jika sikap dan pandangan hidup mereka tidak berubah, maka yang dipertaruhkan adalah jati diri Bangsa sendiri.
Anwar mengimbau masyarakat dan pemerintah dengan tegas melakukan langkah dan tindakan, demi menyelamatkan kepentingan bangsa dan negara Indonesia. “Kita tidak mau karena nila setitik rusak susu sebelanga,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, CEO Starbucks Howard Schultz mengatakan orang-orang yang hanya mendukung pernikahan beda jenis dan mengabaikan pernikahan sesama jenis tidak diperlukan di perusahan kedai kopi Starbucks.
Schultz yang dikenal sangat akomodatif terhadap komunitas LGBT menyatakan, siapapun yang menolak pernikahan sesama jenis ditempat lain. Sentimen tersebut juga kini diarahkan pada seluruh pemegang saham Strabucks


0 komentar:

Popular Posts

@jablayInside. Powered by Blogger.
Scroll To Top